Adab dimaknai sebagai nilai kemuliaan yang diperoleh dari proses belajar. Dari proses pembelajaran tersebut, barulah kemudian akan membentuk sebuah peradaban. Maka dapat dikatakan bahwa untuk memiliki sebuah adab dan membentuk peradaban syaratnya hanyalah melalui proses belajar. Inilah mengapa zaman dahulu banyak dibangun peradaban, seperti peradaban Mesir, ataupun Yunani. Meskipun perlu diketahui bahwa orang-orang di dalam peradaban tersebut tak dapat dijamin keimanannya. Menanamkan permainan dan aktivitas ke dalam proses pembelajaran juga penting. Berbagai macam permainan online dengan bonus melimpah untuk proses belajar bisa anda temukan disini.
Sedangkan itu, akhlak dimaknai sebagai nilai kemuliaan yang dihasilkan dari proses beribadah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Karenanya, orang yang beradab tak bisa dipastikan bahwa ia berakhlak. Nilai inilah yang dapat dikatakan fitrah kehidupan, karena didapati dari yang dihasilkan oleh ibadah.
Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu: “Berlapang-lapanglah dalam majlis”, maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: “Berdirilah kamu”, maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS Al-Mujadalah: 11)
Janji Alllah untuk meninggikan derajat orang” yang berilmu di tempat istimewa itu nyata adanya. Namun, ada satu hal yang tidak boleh kita abaikan dalam berilmu, yaitu adab. Seperti halnya yang disampaikan oleh Imam Darul Hijrah, Imam Malik Rahimahullah yang berkata pada seorang pemuda quraisy.
تعلم الأدب قبل أن تتعلم العلم
“Pelajarilah adab sebelum mempelajari suatu ilmu”.
Kenapa sampai para ulama mendahulukan mempelajari adab? Sebagaimana Yusuf bin Al Husain berkata,
بالأدب تفهم العلم
“Dengan mempelajari adab, maka engkau jadi mudah memahami ilmu.”
Guru penulis, Syaikh Sholeh Al ‘Ushoimi berkata, “Dengan memperhatikan adab maka akan mudah meraih ilmu. Sedikit perhatian pada adab, maka ilmu akan disia-siakan.”Oleh karenanya, para ulama sangat perhatian sekali mempelajarinya. Ibnul Mubarok berkata,
تعلمنا الأدب ثلاثين عاماً، وتعلمنا العلم عشرين
“Kami mempelajari masalah adab itu selama 30 tahun sedangkan kami mempelajari ilmu selama 20 tahun.”
Tidak hanya itu, Makhlad bin Al Husain berkata pada Ibnul Mubarok
نحن إلى كثير من الأدب أحوج منا إلى كثير من حديث
“Kami lebih butuh dalam mempelajari adab daripada banyak menguasai hadits.” Ini yang terjadi di zaman beliau, tentu di zaman kita ini adab dan akhlak seharusnya lebih serius dipelajari.
Berdasarkan penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa setiap insan diwajibkan untuk memiliki adab dan akhlaq terlebih dahulu sebelum mempelajari ilmu. Kita sebagai muslimin yang beriman, perlu berdoa agar memiliki adab dan akhlaq yang mulia.
Dari Ziyad bin ‘Ilaqoh dari pamannya, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam membaca do’a,
اللَّهُمَّ إِنِّى أَعُوذُ بِكَ مِنْ مُنْكَرَاتِ الأَخْلاَقِ وَالأَعْمَالِ وَالأَهْوَاءِ
artinya: Ya Allah, aku berlindung kepadamu dari akhlaq, amal dan hawa nafsu yang mungkar].” (HR. Tirmidzi no. 3591, shahih)
Doa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang lainnya,
اللَّهُمَّ اهْدِنِى لأَحْسَنِ الأَخْلاَقِ لاَ يَهْدِى لأَحْسَنِهَا إِلاَّ أَنْتَ وَاصْرِفْ عَنِّى سَيِّئَهَا لاَ يَصْرِفُ عَنِّى سَيِّئَهَا إِلاَّ أَنْتَ
artinya: Ya Allah, tunjukilah padaku akhlak yang baik, tidak ada yang dapat menunjukinya kecuali Engkau. Dan palingkanlah kejelekan akhlak dariku, tidak ada yang memalinggkannya kecuali Engkau].” (HR. Muslim no. 771, dari ‘Ali bin Abi Tholib)
Adapun doa yang lainnya yaitu
أسأل الله أن يزرقنا الأدب وحسن الخلق
Artinya: Ya Allah, aku meminta pada-Mu agar mengaruniakan pada kami adab dan akhlak yang mulia.
Sumber:
muslim.okezone.com|muslim.co.id|Ta’zhimul ‘Ilmi, Syaikh Sholeh bin ‘Abdillah bin Hamad Al ‘Ushoimi, Muqorrorot Barnamij Muhimmatil ‘Ilmi| Al Madkhol, Mawqi’ Al Islam, Maktabah Asy Syamilah| http://majles.alukah.net/t17143/